Cari Blog Ini

Minggu, 09 Mei 2010

Kiat Jitu Mengelola THR...........

Bulan puasa segera tiba, lebaran pun segera menyusul .. Idul Fitri (1430 H) merupakan hari raya umat Islam sebagaimana Waisak adalah hari raya umat Budha, Nyepi milik umat Hindu dan Natal untuk umat Kristiani.

Adalah hal wajar saat menjelang hari raya setiap masyrakat memerlukan biaya tambahan untuk merayakannya. Bagi pemberi kerja sudah sewajarnya untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) dan tentunya bagi karyawan sudah membayangkan Tunjangan Hari Raya (THR) yang akan diterima, bahkan dalam banyak kasus banyak karyawan yang telah menunggu jauh sebelum THR diterima, dalam benaknya  uang 'bonus' tersebut akan dibelanjakan ini, itu dan lain-lain.

Alangkah bijaksana dan baiknya selagi dana belum diterima mari kita rencanakan kemana saja alokasi THR itu akan digunakan, berikut  kiat-kiat jitu pengelolaan THR:

Patut disadari bahwa jumlah THR yang diterima tidak sebesar Gaji bersih yang diterima (setelah pajak/take home pay), misal gaji setelah pajak sebesar Rp 5 juta maka THR yang diterima adalah pasti dibawah 5 juta hal ini disebabkan potongan pajak atas THR yang disetahunkan.

Tentukan angka maksimum pengeluaran saat kita menerima THR, bandingkan dengan pengeluaran normal bulanan, kemudian perhatikan hal berikut:

A. Batasan pengeluaran THR yang sehat adalah maksimum 2 kali pengeluaran normal. Ingat dari pengeluaran bukan dari pemasukan normal, jadi (ini wajib hukumnya) pengeluaran harus lebih kecil dari pemasukan. Lalu batasan pengeluaran THR yang SEHAT itu untuk apa saja ya?:

1. Lunasi utang yang pembayarannya variabel/tidak konstan (biasanya hutang tanpa agunan), misalnya kartu kredit, kartu simpan pinjam, dll apapun namanya.., ingat! utang yang pembayarannya tidak konstan bunga-nya pasti tinggi!, jika belum bisa lunas minimal menguranginya. Budged untuk ini maksimal 30% dari gaji +THR bersih setelah pajak.

2. Bayar kewajiban + bonusnya kepada pihak yang terdekat, misalnya pembantu, baby sitter, sopir, tukang kebon, dll, jangan lupa mereka juga harus terima THR, bagi yg umat muslim jangan lupa sisihkan minimal 2.5% untuk pembayaran zakat.

3. Investasikan dulu, minimal 10% dari income + THR, ingat investasi juga bagian dari kewajiban anda sebagai karyawan, jika anda ingin menjadi makmur dikemudian hari.

4. Sisanya baru-lah dipakai untuk belanja dan mudik.

Box tips: Kiat jitu THR yang SEHAT:


Rencanakan.!, rencanakan dan rencanakan..., misal dalam kondisi normal saat anda tidak terima THR: Gaji 100%  minus utang maksimal 30% minus investasi minimal 10% dan sisa yang digunakan sehari-hari sebesar 60%. Nah dari angka ini menjadi acuan pengeluaran pada saat THR kita terima.


  • Jika 2X atau sebesar 120% pengeluaran maka dapat disebut sebagai Pengeluaran THR yang SEHAT.
  • Jika 2.7X atau sebesar 162% pengeluaran maka disebut sebagai pengeluaran yang WAJAR.
  • Apabila lebih dari 2.7X atau diatas 162% maka yang bersangkutan pasti jadi PAILIT alias utang yang melilit...!!.

Yuk, Hitung Ulang Penghasilan Kita.............

Pembaca yang bijak diawal tahun 2010 ini kami ingin menyampaikan bahwa mumpung masih awal tahun semangat untuk lebih maju pasti masih besar demikian juga dengan semangat untuk menjadi lebih kaya pasti juga sangat besar.

Baimana menyikapi kondisi agar kita dapat mencapai kesehatan keuangan. Pada artikel ini juga sekalian kami bahas beberapa pertanyaan terkait dengan arikel kami yang pertama khususnya mengenai hutang yang memang merupakan merupakan 'makhluk' yang dapat berfungsi sebagai 'madu dan racun', berikut adalah paparannya:

1. Bagi mereka yang memiliki pengeluaran 'hanya' sebesar 10% s/d 30% dari penghasilan maka batasan cicilan hutang sebesar 30% menjadi relatif, jawaban tegas dari kami bahwa batasan hutang maksimum sebesar 30% dari penghasilan anda adalah mutlak meskipun pengeluaran 'hanya' sebesar 10% s/d 30%. Berdasarkan survey empiris menyatakan sebuah lembaga keuanganpun tidak akan member kredit kepada seorang debitur jika jumlah cicilan perbulan melebihi 30% s/d 40% dari total penghasilan (kecuali ada rekayasa dari debitur dan kreditur).

2. Untuk mereka yang berada pada poin 'd' maka silahkan anda ikuti saran berikut yakni tetap mencari solusi untuk menyelesaikan hutang  secara jangka menengah panjang, sementara jangka pendek anda harus meminta pertolongan dana bantuan bukan pinjaman. Langkah berikut sudah kami paparkan pada artikel yang lalu.

Demikian jika anda sudah menuju untuk berada dalam jalur menuju koridor berhutang yang sehat maka kini saatnya anda melakukan perhitungan akan kebutuhan (bukan keinginan) keuangan anda yang lain. Dapat kami sampaikan bahwa anda perlu memperbesar penghasilan anda namun sebelum itu tercapai maka ada hal yang lebih mudah anda lakukan yakni menekan pengeluaran, mengapa lebih mudah menekan pengeluaran?, karena pengeluaran yang dilakukan adalah sebagian besar sangat bergantung kepada diri anda sendiri, sementara meningkatkan penghasilan sebagian besar sangat bergantung pada pihak lain diluar anda.

Cara yang efektif adalah mulai melakukan pencatatan atas seluruh pengeluaran bulanan (diluar cicilan hutang), lakukan review terhadap 5 (lima) pengeluaran terbesar bulanan anda, lakukan efisiensi atas pengeluaran anda sehingga dapat ditekan besaran pengeluarannya. Setelah anda melakukan pencatatan dan efisiensi pengeluaran, langkah selanjutnya melakukan pencatatan seluruh pembayaran hutang (cicilan + pokok) per bulannya kemudian lakukan penilaian (valuasi) atas penghasilan anda apakah sudah mencapai besaran yang tepat?

Sekedar informasi seluruh pencatatan mohon dilakukan dalam kolom sebelum review dan setelah review dilakukan.

Dalam melakukan valuasi penghasilan anda, ada tahapannya:
1.Tahapan yang buruk (Poor Income Valuation);
2.Tahapan yang wajar (Fair Income Valuation);
3.Tahapan yang ideal (Ideal Income Valuation).

Agar memudahkan, berikut penjelasannya :

1.Tahapan yang buruk (Poor Income Valuation): adalah tahapan dimana kondisi total pengeluaran lebih besar dari penghasilan alias 'Besar Pasak dari pada Tiang', dalam kondisi ini arus kas menjadi defisit atau negatif serta bobot cicilan hutang perbulan diatas 50% dari total penghasilan. Lihat contoh berikut:

Tabel 1:
Uraian per bulan Besarnya Bobot vs Pendapatan
Penghasilan Bersih Rp 18.750.000 100%
Pengeluaran (diluar cicilan hutang) Rp 17.500.000 93,33%
Cicilan hutang Rp 9.825.000 52,40%
Total pengeluaran = 2+3 Rp  27.325.000 145,73%
Surplus (defisit) pengeluaran Rp (8.575.000) -45,73%
Surplus (defisit) cicilan hutang Rp (4.200.000) -22,40%

Dalam kasus diatas terlihat bahwa pengeluaran (defisit) Rp 8.575.000.

Pada kasus ini kemungkinan besar untuk menutupi kekurangan maka dilakukan dengan cara menambah hutang melalui kartu kredit. Cara tersebut sangat berbahaya dan tidak dapat dibenarkan. Sebaiknya pada kondisi ini segera minta bantuan dana dari relasi ataupun keluarga dekat.

Kami sangat menyarankan agar dapat melakukan review atas aktifitas usaha kasus diatas, carilah potensi yang besar untuk meningkatkan penghasilan.

2. Tahapan yang wajar (Fair Income Valuation): kembali pada kasus diatas individu atau keluarga tersebut wajib meningkatkan penghasilan, masalahnya adalah berapa penghasilan yang wajar untuk kasus diatas?, berikut adalah formulasi Valuasi Penghasilan Wajar:

Total pengeluaran dalam kondisi defisit / 90%

Mengapa pembagi harus 90%?, hal ini disebabkan karena untuk mencapai zona kebebasan finansial atau anda menjadi lebih kaya maka wajib menyisihkan penghasilan minimal 10% dan ditempatkan pada investasi yang tepat (akan kami bahas di artikel berikutnya).

Sehingga kasus diatas penghasilan menjadi Rp 30.361.111. Atau dalam tabel berikut:
Tabel 2:
Valuasi Penghasilan Wajar Besarnya Bobot vs Pendapatan
Pendapatan Bersih Wajar Rp 30.361.111 100%
Dana yang diinvestasikan (wajib) Rp 3.036.111 10%
Pengeluaran (diluar cicilan utang) RP 17.500.000 57,64%
Cicilan utang Rp 9.825.000 32,36%
Total pengeluaran Rp 30.361.111 100%
Surplus (defisit) pengeluaran - 0
Surplus (defisit cicilan utang) Rp (716.667) -2,36%


Dari tabel terlihat bahwa defisit sudah nol dan cicilan hutang menurun dari bobot terhadap penghasilan 52,40% menjadi 32,35%.

3. Tahapan yang ideal (Ideal Income Valuation): pada tahapan ini individu/keluarga tersebut sudah berada pada koridor keuangan yang sehat, yakni sesuai tabel:

Tabel 3:
Valuasi Penghasilan Ideal (saat nanti) Besarnya Bobot vs Pendapatan
Pendapatan bersih ideal Rp 50.250.000 100%
Dana yang diinvestasikan (wajib) Rp 5.025.000 10%
Pengeluarn (diluar cicilan utang) Rp 17.500.000 34,83%
Cicilan utang Rp 9.825.000 19,55%
Total Pengeluaran Rp 32.350.000 64,38%
Surplus (defisit) pengeluaran Rp 17.900.000 35,62%
Surplus (defisit) cicilan utang Rp 5.250.000 10,45%
Dana yang diinvestasikan Rp 17.900.000 35,625

Adapun formulasi Valuasi Penghasilan Ideal adalah:

Cicilan hutang perbulan/30% + Pengeluaran (diluar cicilan hutang)
Terlihat bahwa bobot cicilan hutang telah mencapai < 30% yaitu 19,55% serta terjadi surplus sebesar 35,62%.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana saya mendapatkan tambahan penghasilan tersebut?, hal ini dapat dicapai dengan pindah pekerjaan atau melakukan usaha tambahan. Memang bukan merupakan hal yang mudah namun setidaknya anda sudah mengetahui batasan penghasilan yang sehat sesuai dengan kondisi anda.
Sekedar informasi penghasilan dan cicilan hutang yang dimaksud disini adalah dapat merupakan penghasilan dan cicilan hutang gabungan (suami & istri).

Namun sebaliknya secara realistis kita harus siap dan wajib melakukan 'pengetatan ekstra' terhadap pengeluaran jika proyeksi untuk mendapatkan penghasilan tambahan belum nampak.

Tabel berikut adalah contoh sebuah keluarga yang telah melakukan review 'pengetatan ekstra' terhadap pengeluaran dikarenakan proyeksi penghasilan tambahan belum nampak (kasus sama dengan diatas):

Tabel 4:
Uraian (Total per Bulan) Besarnya (sblm review) Bobot vs Pendapatan (sblm Review) Besarnya (stlh review) Bobot vs Pendapatan (stlh review)
Penghasilan Bersih Rp 18.750.000 100% Rp 18.750.000 100%
Pengeluaran (diluar cicilan utang) Rp 17.500.000 93,33% Rp 8.925.000 47,60%
Cicilan Utang Rp 9.825.000 52,40% Rp 9.825.000 52,40%
Total Pengeluaran RP 27.325.000 145,73% Rp 18.750.000 100%
Surplus (defisit) pengeluaran (Rp 8.575.000) -45,73% - 0%
Surplus (defisit) cicilan utang (Rp 4.200.000). -22,40% (Rp 4.200.000) -22,40%


Perhatikan pengeluaran diluar cicilan hutang wajib dan harus ditekan sehingga total pengeluaran tidak menjadi defisit. Memang sekali lagi ini adalah hal yang berat dan tidak mudah namun dapat dilakukan dengan semangat dan disiplin yang ekstra tinggi.

Sekarang kita kembali pada keluarga yang telah berhasil mendapatkan tambahan penghasilan, kisaran peningkatan yang berada diantara Penghasilan Wajar hingga Ideal adalah sudah cukup untuk membuat kekayaan anda bertambah, dengan catatan minimal sebanyak 10% dari pendapatan anda per bulan ditempatkan pada investasi bukan spekulasi.

Semoga bermanfaat.................

Punya Rumah Setelah Kuliah..?...Kenapa Tidak....?

Tahun ajaran baru akan datang dua bulan kedepan, calon mahasiswa dan orang tua tentu sudah mulai sibuk merencanakan universitas yang akan dipilihnya kelak, sebagian diantara mereka bahkan telah mendapatkannya.

Hitung-hitungan biaya pun tentu sudah dilakukan, sumber dana terus dipersiapkan atau mungkin sebagian bahkan ada yang seluruh dana telah tersedia.

Pada artikel kali ini kami ingin memberikan masukan kepada calon mahasiswa yang akan mulai melaksanakan perkuliahannya dalam waktu yang dekat, memang benar bahwa tujuan akhir perkuliahan adalah menyelesaikan strata pendidikan mulai dari D3 hingga S1 kemudian dapat dilanjutkan dengan strata berikut yakni S2 (program Master), S3 (program Doctor) dan seterusnya.

Sejalan dengan program pendidikan, ada sesuatu yang mutlak yang juga harus direncanakan dan wajib dilaksanakan oleh mahasiswa yaitu sebuah program dasar untuk memulai membangun kekayaan melalui perencanaan pembelian rumah atau properti.

Mengapa ini menjadi penting? Fakta yang ada banyak sekali mereka yang telah menjadi sarjana tidak mampu untuk membeli rumah, bertahun-tahun mereka menempati 'Taman Mertua Indah' bahkan ironisnya banyak diantara mereka yang jangankan untuk membeli rumah, bekerja-pun masih belum jelas, tidak tertutup mereka masuk kedalam katagori pengangguran terselubung.

Bagaimana mengatasi kondisi ini? Perlu diketahui bahwa perjalanan perkuliahan yang menempuh waktu relatif singkat & sedang tidak terlalu panjang (3 s/d 4 tahun, untuk S1) jika disiasati akan menghasilkan pertumbuhan aset keuangan yang baik.

Bagaimana caranya? Berikut adalah 5 langkah sederhana yang dapat dipertimbangkan oleh mereka calon mahasiswa, jika ini dilakukan maka dapat dipastikan bahwa potensi untuk membeli rumah dengan cara KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dikemudian hari adalah cukup besar:

1. Mulai dari diri sendiri: layaknya belajar, tidak ada yang dapat mengatur hasil secara optimal selain diri kita sendiri, ilmu perencanaan keuangan juga demikian. Mulailah melakukan alokasi belanja dan pisahkan antara kebutuhan perkuliahan dan kebutuhan non perkuliahan.

Untuk sementara waktu tempatkan pos belanja yang hanya mementingkan keinginan (bukan kebutuhan) dengan porsi yang kecil, prioritaskan pos belanja dengan porsi yang besar pada kebutuhan (perkuliahan & non perkuliahan, investasi untuk membeli properti termasuk di dalamnya).

2. Mulai mencari penghasilan tambahan: tugas utama mahasiswa adalah belajar, namun alangkah bijaknya jika mau untuk belajar menjadi pekerja paruh waktu dan atau berwirausaha. Porsi bekerja tidak boleh menyita waktu yang besar, kewajiban utama untuk belajar adalah tetap merupakan prioritas.

3. Mulai melakukan perhitungan nilai masa depan (future value): kondisi saat ini tentu berbeda dengan kondisi mendatang yang pasti biaya akan meningkat tidak pernah menurun, termasuk biaya untuk membeli sebuah rumah.

4. Mulai merencanaan pembelian: alangkah baiknya perencanaan pembelian rumah dilakukan sedini mungkin, diusahakan ketika anda sudah mulai bekerja dan mendapatkan penghasilan (income) atau selambatnya 5 tahun setelah bekerja atau setelah lulus S1 (mana yang lebih cepat).

5. Mulai melakukan investasi: agar pembelian rumah dapat terealisasi sesuai rencana maka diharuskan untuk melakukan investasi. Instrumen investasi yang dapat dipakai adalah reksa dana yaitu dengan target return berturut-turut selama 4, 5 dan 6 tahun adalah minimal sebesar 14%, 18% dan 20%.

Untuk mendapatkan target return seperti diatas maka disarankan agar menggunakan kombinasi Reksa Dana Campuran (RDC) dan Reksa Dana Saham (RDS) dengan rasio RDC:RDS adalah 60:40, 40:60 dan 20:80 berturut-turut untuk jangka waktu 4, 5, 6 dan diatasnya. Dalam melakukan investasi Reksa Dana ada hal yang terpenting namun sering dilupakan oleh investor yaitu melakukan pemantauan (monitoring) minimal selama 3 bulan sekali.

Pertanyaan berikut adalah berapa jumlah investasi yang harus saya lakukan?, untuk menjawabnya silahkan lihat contoh tabel berikut:



Harga Rumah (kelak) Uang Mula Nilai Uang Muka (kelak) Waktu tersedia Investasi awal agar uang muka tercapai Target Return
Rp 350 Juta 20% Rp 70 Juta 4 Thn Rp 1.083.545 14%
Rp 400 Juta 20% Rp 80 Juta 5 Thn Rp 819.186 18%
Rp 450 Juta 20% Rp 90 Juta 6 Thn Rp 645.004 20%
Rp 500 Juta 20% Rp 100 Juta 7 Thn Rp 544.872 20%
Rp 600 Juta 20% Rp 120 Juta 9 Thn Rp 396.571 20%


Terlihat bahwa kisaran penghematan anggaran yang harus dilakukan per hari adalah antara Rp 13.500,- hingga Rp 36.500,-. Ini tentu memerlukan 'effort' yang besar agar tujuan memiliki rumah (meski dengan cara KPR) dapat tercapai.

Pembaca yang bijak uang hasil 'penghematan' tadi dapat anda simpan dalam tabungan, selanjutnya anda investasikan di dalam reksa dana secara otomatis setiap bulannya. Mekanisme investasi ini tentu hanya dapat dilakukan dengan instruksi khusus dari anda sebagai pemegang rekening kepada Bank yang sudah menjadi anggota Agen Penjual Reksa Dana dan tentu harus sudah terdaftar di Bapepam.

Mengapa demikian? Ini semata-mata untuk menghidari resiko atas investasi yang tidak bertanggung jawab yang pernah dilakukan oleh pihak perbankan, seperti pada kasus Bank Century dan beberapa kasus perbankan sebelumnya.

Demikian pembaca yang bijak, bagi anda calon mahasiswa silahkan lakukan investasi dengan benar dan tekun maka niscaya pertumbuhan aset anda akan meningkat, selamat mencoba.